Charger kualitas buruk penyebab Baterai dan HP mudah Rusak


bit.ly/charger-problem 

Penyebab baterai dan HP mudah rusak , karena pemakaian charger yang kualitas rendah, beberapa rangkuman dari artikel di detik.com yang membahas masalah ini dan cara men-charge baterai hp dengan baik.

Ini Pemicu Baterai Ponsel Bisa Jadi 'Bom Waktu' via de.tk/Vvj0ei

Bahaya yang diakibatkan charger KW, belakangan semakin memprihatinkan. Tak hanya membuat perangkat cepat rusak dan overheat (panas berlebih), ada juga yang sampai meledak sehingga berbuntut nyawa melayang. Bagaimana charger KW bisa berakibat fatal seperti itu?

Menurut gadget enthusiast Lucky Sebastian, perangkat yang bagus memiliki IC (Integrated Circuit) yang mengatur besaran arus masuk untuk mengisi ulang baterai. Segala inefisiensi atau kelebihan charging, biasanya diubah menjadi panas.

"Device memiliki mekanisme untuk mengatasi overheat. Pada device-device baru biasanya akan keluar peringatan di layar ketika terlalu panas, dan diminta untuk diberhentikan dulu penggunaannya atau device akan otomatis reboot," jelasnya kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Pentolan komunitas pengguna gadget Gadtorade ini mengatakan, prosesor pada perangkat sekarang sudah semakin cepat untuk komputasi. Salah satu efeknya yakni menghasilkan panas berlebih.

Apalagi ketika sambil di-charge device sedang digunakan, misalnya bermain game yang menguras semua kemampuan komputasi device, gadget akan terasa sangat panas.

Gadget panas juga ternyata bisa disebabkan ketika sinyal kurang baik. Perangkat harus mengeluarkan daya lebih untuk mencapai BTS yang lebih jauh. Ini menghasilkan panas yang cukup signifikan.

"Adalah umum kalau pada device-device sekarang ketika pertama di-charge, kapasitas baterai akan segera naik dengan lebih cepat terisi, tetapi device juga terasa lebih panas. Mendekati penuh, proses pengisian menjadi lebih lambat, tetapi device menjadi lebih dingin. Ini dinamakan trickle charging," terangnya
Lebih lanjut, Lucky memperingatkan untuk waspada ketika perangkat mengalami overheat. Ini bisa diakibatkan charger, termasuk kabelnya kemungkinan tidak standar.

"Baterai KW atau palsu juga bisa menjadi sumber panas yang berlebihan ketika di-charge. Ini yang membuat baterai mudah 'kembung'," sebutnya.

Dikatakannya, sejumlah vendor seperti Apple misalnya, sangat menyadari bahwa sebuah perangkat harus sesuai dengan teknologi charging-nya. Untuk itu dibutuhkan charger dengan spesifikasi optimal yang sudah teruji dari pabrikan mereka. Charger palsu, bisa merusak chip pengendali arus pada ponsel.

"Ketika chip ini rusak, besaran arus yang masuk bisa tidak terkontrol dan bisa merusak komponen utama smartphone, mengakibatkan ponsel mati, bahkan bisa mengakibatkan korsleting dan berisiko terhadap kebakaran bahkan baterai meledak," tutupnya.

Berapa Lama Waktu Ideal Ngecharge Gadget? via

 Sering mencharge ponsel atau tablet selama berjam-jam? Anda bukan satu satunya yang melakukan hal tersebut. Kebiasaan ini mungkin saja berdampak buruk pada gadget Anda. Jadi, berapa lama waktu ideal untuk mengisi ulang baterai gadget?
Menurut gadget enthusiast Lucky Sebastian, ini sangat tergantung dengan kapasitas baterai yang dipakai, besaran arus charger yang dikeluarkan, dan teknologi charging yang digunakan. Voltage listrik yang dipakai juga bisa berpengaruh.
"Misalnya listrik di rumah tidak benar-benar 220 V, lebih rendah, maka proses charging juga akan lebih lama. Smartphone-smartphone baru dengan kapasitas baterai besar, sekarang biasanya sudah mengaktifkan metode charging yang baru, yang memungkinkan mencharge baterai dengan waktu 50% lebih cepat daripada standar," jelasnya kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).
Dikatakannya, umumnya baterai smartphone akan penuh dalam waktu 1,5 jam - 4 jam. Dia juga mengomentari kebiasaan ngecharge sambil gadget tersebut tetap menyala dan digunakan. Nah, apakah ada dampaknya?
Menurutnya, tidak ada keharusan smarphone dimatikan ketika dicharge. Bahkan beberapa smarphone yang menggunakan teknologi trickle charging, akan menyala layarnya dengan lambang charging walau sudah dimatikan. Ini memudahkan proses charging bisa dikontrol.
"Ponsel atau tablet yang bagus, tidak ada efeknya ketika dicharge sambil dimainkan. Asal arus yang diberikan charger cukup, proses pengisian akan berjalan biasa. Hanya saja, untuk penuh 100% membutuhkan waktu lebih lama dibanding ketika sedang digunakan," simpulnya

Mau Baterai Awet? Stop Ngecharge Ponsel Semalaman! via  

Setelah digunakan seharian, seringkali gadget di-charge dan ditinggal tidur semalaman. Harapannya, agar pada saat bangun keesokan paginya, gadget siap digunakan lagi. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai kebiasaan ini.

Ada perangkat yang menerapkan standar baru, sehingga akan memutus arus ketika penuh dan mulai mulai menggunakan arus untuk smartphone, sehingga arus listrik tak akan berpengaruh lagi.

Di sisi lain, ada juga perangkat yang bisa mengalihkan arus dari menggunakan baterai menjadi arus langsung dari listrik. Sedangkan baterai yang sudah penuh akan 'idle', sampai kabel charger dicabut.

“Pada produk dengan teknologi agak lama, saat ditinggal tidur, ketika pengisian baterai sudah penuh, device akan menstop arus, kemudian menggunakan daya dari baterai,” kata gadget enthusiast Lucky Sebastian kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Hanya saja, lanjutnya, ketika daya baterai mulai berkurang karena tetap dipakai menangkap sinyal, update, idle dan lain-lain, setelah sekian persen, misalnya 95% maka arus listrik diterima lagi untuk mengisi baterai sampai penuh kembali, dan kejadian ini terus berulang.

“Kebanyakan kita menggunakan baterai lithium-ion atau lithium-polymer. Baterai tipe ini walau tidak memiliki memori efek seperti baterai Ni-Cd jaman dulu, tetapi memiliki waktu siklus. Siklus ini ketika sudah dilampaui, misalnya 500 cycle atau 1.000 cycle, kemampuan baterai untuk menyimpan kapasitas maksimum mulai menurun,” papar Lucky.

Lebih lanjut, pria asal Bandung ini menjelaskan bahwa siklus ini dipengaruhi seberapa sering kita mencolokkan charger. Misalnya kalau kita sehari men-charge sekali, diperkirakan setelah 1 tahun lebih baru batas cycle terpenuhi
Jika ditinggal tidur maka dalam satu malam pengisian bisa jadi akan dilakukan beberapa kali. Ini akan memangkas jangka waktu siklus jadi lebih pendek.

“Ada pabrikan yang menyarankan charger tidak dibiarkan menempel sampai lebih dari 16 jam,” sebutnya.

Nah, ada baiknya mengikuti saran ini. Membiarkan ponsel di-charge semalaman mungkin tidak membahayakan. Tapi dengan tidak membiarkannya berlama-lama menempel dengan charger dan arus listrik, akan membuat siklus baterai lebih panjang.

Untung Rugi Pakai Charger Beda Arus via

Tak sedikit orang yang menggunakan charger BlackBerry untuk mengisi ulang baterai Android, begitu juga sebaliknya. Apakah hal ini bisa berbahaya?

Beda ponsel dan merek biasanya berbeda pula arus charger yang dikeluarkan. Perbedaan ini muncul karena kebutuhan isi ulang baterai ponsel yang berbeda pula.

Untuk BlackBerry lawas seperti Apollo atau Onyx misalnya, charger bawaan produsen asal Kanada itu mencantumkan arus keluar sebesar 500 mA. Sedangkan kebanyakan ponsel Android menggunakan 1.000 mA, 1.500 mA, 2.000 mA, atau bahkan ada yang mencapai 4.500 mA. Tergantung dari tipe ponselnya.

Menurut pentolan forum Gadtorade, Lucky Sebastian, menggunakan charger yang lebih besar dari seharusnya itu sah-sah saja. Mitos soal akan merusak baterai dianggap tidak benar.

Pasalnya, ponsel terkini sudah memiliki sirkuit untuk membatasi arus listrik yang masuk. Tapi ada juga ponsel yang dibuat untuk menerima arus listrik yang lebih besar, hal ini tentu berdampak pada pengisian baterai yang lebih cepat.

Contoh charger beda arus, kiri punya LG G3 1.8 A, kanan 1 A milik HTC Sensation (dok.detikINET)

“Kalau saya pakai battery doctor, ponsel yang punya charger bawaan 1A (1.000 mA), dikasih 2A masuknya tetap 1A. Karena gadget sudah bisa mengatur arus yang dibutuhkan,” ujarnya kepada detikINET, Selasa (1/7/2014).

Teknologi Rapidcharge yang diperkenalkan Oppo melalui Find 7 jadi salah satu bukti bahwa isi ulang dengan arus lebih besar aman dilakukan untuk ponsel tipe tertentu. Perlu diketahui bahwa teknologi tersebut menggunakan charger berdaya 4.500 mA.

“Itu aman. Charger untuk Find 7/7a dibuat khusus untuk mempercepat isi ulang baterai dengan aman. Kami bahkan menggunakan lima lapis perlindungan dari charger hingga ke headset,” tambah Ivan Lau, Brand Director Oppo Indonesia saat dikonfirmasi detikINET.

Tapi sebaliknnya, menggunakan charger dengan arus lebih kecil sangat tidak dianjurkan. Karena selain proses pengisian akan lebih lama, ada beberapa gadget yang justu menolak untuk diisi jika daya yang masuk tidak cukup. Contohnya, saat ingin men-charge iPad melalui port USB komputer.




Beda Charger Asli dan KW via  

Konsumen punya kebebasan memilih apakah ingin memakai charger KW yang lebih murah, atau charger original yang meski jauh lebih mahal namun tak perlu was-was soal keamanannya.

Namun mengingat charger original kalah populer dibandingkan charger KW yang lebih murah, akan menyulitkan konsumen yang ingin memakai charger asli pabrikan gadget. Bagaimana cara membedakannya?

Disebutkan gadget enthusiast Lucky Sebastian, bagi yang berpengalaman, secara kasat mata memang akan sulit membedakannya. Dia hanya bisa memberi saran.

"Ada baiknya ketika membeli charger, charger asli dibawa untuk dibandingkan," ujarnya kepada detikINET, Rabu (2/7/2014).

Pentolan komunitas pecinta gadget Gadtorade ini juga menganjurkan untuk membeli di tempat-tempat resmi guna meminimalisir kemungkinan mendapatkan charger yang tidak asli.

Pasalnya, charger KW bisa saja ada yang dibuat bagus, dilengkapi dengan sejumlah standar keamanan. Bahkan dilengkapi lambang-lambang sertifikasinya sehingga sulit dibedakan. Namun tetap saja, seringkali dibuat mengejar biaya murah.

Untuk menekan biaya pembuatan charger, banyak komponen di dalam charger yang seharusnya untuk safety, untuk kestabilan, daya tahan, dihilangkan

"Akibatnya charger KW seringkali membuat device lebih mudah rusak karena arus yang dialirkan tidak stabil, dan tidak punya pengaman arus di dalamnya. Risikonya selain charger dan device bisa cepat rusak, juga berisiko terhadap sengatan listrik pada device atau terbakar," terangnya.

Director MIDH Director Lenovo Indonesia Agus Sugiharto punya pendapat senada soal ini. Vendor gadget seperti Lenovo, hanya merekomendasikan untuk menggunakan charger original.

"Kami mendesain charger-nya sesuai dengan kebutuhan ponsel yang bersangkutan dan sudah melalui tahapan uji coba serta quality check. Charger original di desain sesuai dengan kebutuhan, baik tegangan atau arus listriknya," sebutnya.